Sabtu, 10 Desember 2011

Baca buku, jadikan kebutuhan

 
Merumuskan minat baca itu agak meminta perhatian yang cukup jeli. Artinya kita ingin mengukur minat baca itu minat baca apa?
Minat baca mana yang kita persoalkan?
Minat baca masyarakat kita masih sangat rendah, semua pernyataan itu perkiraan belaka. Itu diambil dari keluhan penerbit yang mengeluh buku-bukunya sulit laku.
Kemudian kita selalu memakai acuan Negara-negara maju untuk membandingkannya. Bila kita lihat di beberapa Negara maju, di stasiun kereta api saja orang-orang sibuk membaca buku, sementara orang Indonesia lebih senang ”ngobrol”. Nah keadaan yang seperti ini dijadikan indikator seakan-akan masyarakat kita kurang minat bacanya.
Seringkali orang menghubungkan minat baca dengan kemampuan ekonomi. Itu dikarenakan kemampuan ekonomi kita masih sangat rendah untuk membeli buku.
Seharusnya yang harus kita bentuk sekarang ini adalah munculnya kebutuhan masyarakat untuk membaca.
Sekarang kalau kita lihat, memang masyarakat kita seolah belum memerlukan bacaan sehingga mereka tidak perlu membaca karena kebutuhan informasi sudah berhasil dipenuhi oleh Koran. Akan tetapi sebagian besar informasi kemungkinan berada dalam bacaan dan masyarakat kita harus membaca. Ini tantangan buat seseorang yang mampu mengajak masyarakat Indonesia untuk membujuk mereka agar meningkatkan minat baca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar